Inquiry Learning adalah salah satu model pembelajaran yang bisa menjadi referensi bagi sobat guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, asyik, dan tidak monoton.
Belajar tidak bisa dengan cara yang instan, tidak bisa terjadi secara cepat. Karena belajar membutuhkan proses dengan waktu relatif lama, bahkan belajar bisa terjadi sepanjang waktu.
Proses belajar melalui banyak cara yang disengaja atau tidak, namun selama waktu itu akan terjadi perubahan dalam diri siswa. Sehingga memunculkan perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial, sikap spiritual, atau kebiasan-kebiasan yang bermanfaat lainnya.
Perubahan tersebut akan muncul selama proses pembelajaran, terutama saat siswa memahami dengan menerima pengetahuan ataupun keterampilan. Jadi apa yang mereka terima menjadi bagian dari diri mereka sendiri, bisa menggunakannya untuk hal-hal baik dan perkembangan diri.
Proses belajar mengajar bukan hanya mempelajari topik pelajaran dari penjelasan guru atau sekedar menyelesaikan soal-soal pertanyaan buku. Akibatnya setelah pulang sekolah, siswa akan segera melupakan materi ilmu yang telah mereka pelajari.
Dengan demikian, mengajar harus tetap bisa menarik, asyik, dan tidak monoton, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang bisa guru terapkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry learning.
Pengertian Inquiry Menurut Para Ahli
Selama siswa belajar, tugas mereka bukan sekedar menerima informasi pengetahuan materi pelajaran dari guru melalui ceramah. Namun, siswa juga bisa belajar dengan mencari tahu sendiri inti pelajaran.
Melalui pembelajaran inquiry, kegiatan bisa lebih terpusat kepada siswa. Sehingga berkembang pola pikir yang logis, sistematis, dan kritis dalam diri siswa. Lalu apasih sebenarnya model pembelajaran inkuiri, berikut adalah beberapa penjelasan dari para ahli:
Bruner (1966)
Menurut kutipan Bruner dari buku Kunandar tahun 2007 halaman 371:
“Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses mendapatkan pengetahuan. Mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk.”
Piaget
Defenisi inquiry menurut Piaget dalam tulisan Mulyasa tahun 2008 hlm 108, Inquiry adalah sebuah model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih siap untuk situasi bereksperimen sendiri.
Sehingga mereka mampu melihat, melakukan, mengajukan pertanyaan, dan mencari tahu jawaban atas pertanyaan sendiri. Selain itu, penemuan yang mereka peroleh dari hasil eksperimen bisa membandingkan dan menghubungkan antar siswa lain.
Kidsvatter dkk
Mengartikan model pembelajaran inquiry adalah sebuah model yang bisa guru terapkan saat mengajar dengan melibatkan siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, dan memecahkan permasalahaan dengan lebih sistematik.
Gulo (2002)
Menurut Gulo (2002) dalam kutipan buku Trianto tahun 2011, strategi Inquiry adalah sebuah rangkaian proses belajar yang memerlukan siswa terlibat lebih aktif dan maksimal. Untuk itu, perlu mendorong siswa agar mampu mencari dan melakukan penyelidikan dengan berpikir secara analitis, kritis, logis, sistematis. Jadi siswa bisa memaparkan dengan percaya diri hasil dari penemuan mereka.
Sri Hartati (2005)
Dengan inquiry learning, siswa harus belajar secara mandiri agar dapat mengeluarkan kreativitas dalam mencari solusi dari masalah. Kedudukan siswa adalah sebagai subjek pembelajaran yang sebenarnya, sedangkan posisi guru hanya sebagai pemandu dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Model ini melihat proses pembelajaran sebagai stimulus yang menantang siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, Inquiry merupakan bagian dari strategi pembelajaran dengan pemahaman konstruktivis, maka perlu melatih siswa untuk memecahkan masalah, menemukan apa yang cocok untuk mereka, dan bergulat dengan ide-ide, tidak hanya menghafal fakta, aturan, dan konsep dalam kumpulan sains. Dalam inkuiri, kegiatan berpikir siswa utama, daripada sekedar menyalin berbagai informasi yang guru ajarkan.
Hamruni (2012)
Dalam buku ciptaan hamruni berjudul Strategi Pembelajaran menyebutkan bahwa pembelajaran inkuiri dapat mendefenisikannya sebagai sebuah rangkaian kegiatan belajar yang lebih menitik-beratkan proses analisis dan berpikir kritis siswa saat membuat pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Inquiry merupakah hasil perluasan dari model pembelajaran discovery learning, namun lebih mendalam, sehingga siswa lebih mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Misalnya: problem solving, merancang eksperimen, mengumpulkan, menganalisis, membuat kesimpulan, dan lain-lain. (Baca Juga: Sintaks Model Pembelajaran Discovery Learning).
Abdullah (2013)
Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran berbasis masalah dengan penyelidikan melalui pencarian kebenaran atas pengetahuan. Oleh karena itu, membutuhkan pemikiran kritis, kreatif dan penggunaan intuisi.
Pembelajaran inquiry learning adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa belajar mengajukan pertanyaan dan menguji perspektif mereka sendiri serta memahami kemampuan mereka sendiri. Maka perlu menuntut siswa untuk berpikir logis, analitis dan kritis ketika mereka mencari, menyelidiki dan menemukan jawaban atas pertanyaan.
Abidin (2014)
Inquiry adalah model pembelajaran yang dikembangkan bagi siswa untuk menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, atau masalah tertentu.
Penggunaan model ini menuntut siswa tidak hanya mampu menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang benar. Model ini menuntut siswa untuk melakukan serangkaian penyelidikan, eksplorasi, penelusuran, eksperimen, penelusuran, dan penelitian.
Kesimpulan
Berdasarkan pengertian model pembelajaran inquiry menurut para ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa inkuiri adalah jenis pembelajaran yang terancang untuk mengajarkan siswa bagaimana meneliti masalah atau mempertanyakan fakta.
Pembelajaran berbasis inquiry membutuhkan lingkungan kelas di mana siswa bebas berkreasi, berargumentasi, menarik kesimpulan, dan membuat asumsi. Suasana seperti itu sangat penting karena keberhasilan belajar tergantung pada keadaan pikiran siswa. Inkuiri melibatkan komunikasi, yang berarti bahwa siswa memiliki ruang, kesempatan, dan energi untuk mengajukan pertanyaan dan perspektif yang logis, objektif, dan bermakna, serta melaporkan hasil pekerjaannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry akan muncul pembelajaran yang aktif bagi siswa dan nyata. Sehingga memberikan ruang kesempatan bagi siswa untuk secara proaktif mengembangkan keterampilan mengambil keputusan, problem solving dan pembelajar sepanjang hayat. (Baca Juga: Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning).
Jenis-Jenis Pembelajaran Inquiry
Menurut Paul Enggen & Kauchak Don pada tahun 2012 dalam bukunya halaman 178, membedakan inquiry menjadi 3 macam yaitu :
1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Jenis inquiry learning ini sangat cocok untuk siswa yang belum pernah sama sekali menerima pembelajaran dengan model inkuiri. Untuk itu, sangat mendorong peran guru memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa.
Pada tahap awal inkuiri, guru akan memberikan bimbingan dan penjelasan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan proses pembelajaran sebagian besar dilakukan oleh guru sendiri, jadi siswa tidak perlu merumuskan masalah. Perlu sobat ketahui bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing juga sangat cocok memadukannya dengan Blended Learning loh.
2. Inkuiri bebas (free inquiry)
Untuk menerapkan Inkuiri bebas, siswa perlu melakukan penelitian sendiri layaknya ilmuwan yang telah menguasai bidangnya masing-masing. Jadi model pembelajaran inquiry sangat menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik masalah apa yang mereka pelajari
3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Dalam penerapan pembelajaran inquiry modifikasi membutuhkan peran guru untuk memberikan pertanyaan. Selanjutnya guru akan meminta siswa untuk memecahkan pertanyaan tersebut melalui prosedur observasi, eksplorasi, dan penelitian.
Kesimpulan
Terlihat dari 3 model pembelajaran berbasis inkuiri tersebut, berbagai rangkaian kegiatan pembelajaran menekankan pada proses berpikir kritis untuk mencari dan menemukan jawaban. Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode pengajaran di mana guru membimbing siswa untuk memahami dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memberi mereka contoh topik atau pertanyaan.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inquiry
Dalam buku Hamruni yang berjudul Strategi Pembelajaran, menuliskan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri adalah:
1. Berorientasi intelektual
Pembelajaran berbasis lebih memprioritaskan pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, penguasaan siswa terhadap topik pelajaran tidak menjadi kriteria keberhasilan proses pembelajaran berbasis inkuiri. Namun dapat melihatnya dari keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan sesuatu dalam proses berpikir.
2. Prinsip interaksi
Sama seperti model pembelajaran lainnya, inquiry learning juga memusatkan perhatian pada proses interaksi antar siswa, interasi siswa dengan guru, dan lingkungan. Maka dari itu, guru tidak hanya berperan sebagai sumber belajar. Namun menjadi fasilitator untuk menciptakan interaksi belajar menjadi lebih maksimal.
3. Prinsip bertanya
Selain sebagai fasilitator, guru memiliki peran lain yaitu “penanya”. Oleh karena itu, guru wajib menguasai materi pelajaran dan teknik-teknik bertanya. Sehingga bisa menarik perhatian siswa, memberikan pertanyaan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa, melacak pengetahuan siswa, dan memberikan pertanyaan yang bersifat menguji.
4. Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar yang baik merupakan sebuah proses berpikir, maka belajar tidak sekedar menghafal rumus dan fakta pelajaran. Tetapi lebih kepada menumbuh kembangkan potensi otak kiri dan kanan siswa.
5. Prinsip keterbukaan
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir berlogika dan nalar yang tinggi, siswa memiliki kebebasan untuk melakukan percobaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Manfaat Inquiry Learning
Pada buku Sanjaya 2007 halaman 195, Inquiry merupakan model pembelajaran berbasis pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Oleh karena itu, pembelajaran inkuiri, siswa tidak hanya membutuhkan penguasaan mata pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengembangkan potensi mereka sebaik mungkin.
Sedangkan manfaat dari model pembelajaran berbasis inquiry adalah:
- Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan mencari sendiri materi yang akan mereka pelajari
- Mengembangkan kepekaan diri
- Mengurangi kecemasan,
- Meningkatkan perilaku positif, rasa percaya diri, keaktifan, dan motivasi
- Meningkatkan prestasi serta hasil belajar.
Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry
Ada 5 langkah penting untuk bisa menerapkan pembelajaran inquiry, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Klarifikasi Permasalahan.
Langkah pertama menerapkan inquiry learning adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ingin Anda jelajahi atau pecahkan. Jadi guru bisa mempersiapkan atau mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Maka yang terbaik guru punya sebelum memulai pembelajaran adalah memiliki pertanyaan untuk siswa pecahkan. Masalah itu sendiri harus jelas agar siswa dapat berpikir, bereksplorasi dan memecahkan. Dari pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan harus jelas apa tujuan dari keseluruhan proses pembelajaran atau investigasi.
Oleh karena itu, guru harus memperhatikan bahwa masalah tersebut adalah berupa fakta atau kisah nyata. Sehingga siswa mudah menerima dan memahaminya. Selain itu, masalah yang guru berikan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Kalau pertanyaan yang guru berikan terlalu sukar, akan menurunkan motivasi siswa. Sedangkan soal yang terlalu mudah atau mereka sudah mengetahui jawabannya, akan menurunkan daya tarik siswa. Dengan demikian, pertanyaan harus sesuai dengan standar pengetahuan siswa.
2. Membuat Hipotesis
Langkah kedua selanjutnya adalah meminta siswa untuk mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan. Ini disebut hipotesis. Apakah hipotesis yang siswa buat telah jelas?. Apakah perlu mengkaji lebih lanjut hipotesis yang telah siswa buat?. Namun, jika belum jelas, sebaiknya guru mencoba memberikan bantuan dengan menjelaskan maksudnya lebih dulu.
Sehingga guru perlu merevisi setiap hipotesis siswa yang salah, tapi hanya sekedar memberikan penjelasan maksud dari hipotesis yang salah. Karena, hipotesis yang salah akan terlihat pada langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan dan menganalisis data.
3. Mengumpulkan Data
Tujuan dari langkah ketiga adalah untuk membuktikan benar atau salah setiap hipotesis yang telah siswa buat sebelumnya. Maka dari itu, siswa perlu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, sehingga bisa lanjut ke langkah selanjutnya.
4. Menganalisis Data
Setelah data telah terkumpul, siswa perlu menganalisis lebih lanjut, sehingga bisa memberikan bukti kongkret bahwa hipotesis benar atau salah.
5. Mengambil Kesimpulan
Kesimpulan adalah bagian terakhir dari sesuatu, atau bagian terakhir yang menjadi hasil. Secara umum, kesimpulan pemahaman adalah pernyataan singkat yang diambil dari hasil analisis data secara keseluruhan.
Siswa menggunakan metode generalisasi untuk menarik kesimpulan, sehingga mereka perlu meninjau seluruh masalah sebelum menjadikannya fokus percobaan.
Karena pada saat ditarik suatu kesimpulan secara mendasar, kesimpulan tersebut merupakan review dari pembahasan yang telah disampaikan. Baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Sintaks Model Pembelajaran Inquiry
Dalam buku Eggen dan Kauchack pada tahun 1996 menerangkan bahwa sintaks belajar dengan inquiry learning tidak berbeda dengan para ilmuwan saat melakukan langkah-langkah penelitian. Adapun sintaks model pembelajaran inkuiri adalah:
Langkah | Perilaku Guru | Perilaku Siswa |
Menyajikan pertanyaan atau masalah | Guru membimbing siswa untuk menemukan pertanyaan yang tertulis di papan tulis. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. | Siswa akan mengidentifikasi permasalahan. |
Membuat hipotesis | Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan brainstorming hipotesis. Kemudian guru akan membimbing siswa untuk mengidentifikasi hipotesis yang relevan dengan masalah dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas percobaan. | Siswa memberikan pendapat untuk menentukan hipotesis masalah. |
Merancang percobaan. | Guru membimbing siswa untuk mengurutkan setiap langkah percobaan yang sesuai dengan hipotesis dengan benar. | Siswa membuat langkah-langkah pelaksanaan percobaan. |
Melakukan percobaan | Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk memperoleh data atau informasi melalui percobaan. | Siswa melakukan percobaan. |
Mengumpulkan data dan menganalisis data | Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memaparkan hasil analisis data yang mereka peroleh. | Siswa memberikan gagasan baru untuk dianalisis lebih lanjut. |
Membuat kesimpulan | Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. | Siswa membuat kesimpulan akhir dari percobaan. |
Keunggulan dan Kelemahan Inquiry Learning
Keunggulan Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran berbasis inkuiri merupakan model pembelajaran yang banyak direkomendasikan dan digunakan di sekolah khususnya sekolah dasar. Menurut tulisan Sanjaya pada tahun 2006 halaman 196, menyatakan model pembelajaran inquiry memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
- Inquiry Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui mode ini dianggap lebih bermakna.
- Model pembelajaran berbasis inkuiri dapat memberikan ruang belajar kepada siswa sesuai dengan gaya belajarnya.
- Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern, yang memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku karena pengalaman.
- Mampu melayani siswa dengan kemampuan di atas rata-rata berarti siswa dengan kemampuan akademik yang baik tidak terhalang oleh siswa dengan kemampuan akademik yang buruk.
Kelemahan Pembelajaran Inquiry
Selain dari keunggulan yang model pembelajaran inquiry miliki, juga terdapat beberapa kelemahan yang tertulis dalam buku Sanjaya (2006, hlm 196), yaitu:
- Jika model pembelajaran inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit untuk mengontrol aktivitas dan keberhasilan siswa.
- Model ini sulit untuk direncanakan pembelajarannya karena bertentangan dengan kebiasaan belajar siswa.
- Terkadang pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga seringkali guru kesulitan menyesuaikan dengan waktu yang diberikan.
- Selama kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran, model pembelajaran berbasis inkuiri sulit diterapkan oleh setiap guru.
Akhir Kata
Model pembelajaran berbasis inkuiri juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis inkuiri akan menghasilkan interaksi antara apa yang sebelumnya diyakini siswa dan bukti baru bahwa mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik melalui proses dan metode mengeksplorasi ide-ide baru.
Untuk memberikan dampak positif secara psikologis dalam diri siswa, model pembelajaran inquiry learning menitik-beratkan kepada perkembangan cara berpikir kritis siswa.
Dengan munculnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan semangat dan keseriusan belajar siswa. Mereka merasa dihargai dan dipercaya untuk melakukan sesuatu yang positif. Maka bisa mengembangkan harga diri, dan akan lebih terlatih untuk menangani masalah dan situasi baru secara ilmiah. (Baca Juga: Langkah-Langkah Menerapkan Metode Ilmiah).
Sehingga memberikan dampak positif bagi siswa menjadi lebih percaya diri. Selain itu, akan mendorong aktivitas intelektual untuk memproses dan memecahkan masalah dengan selalu mengutamakan analisis untuk memproses informasi. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran inquiry learning mampu memupuk sikap siswa untuk terus mencari informasi untuk belajar sepanjang hayat.
Sumber:
Eggen, Paul Don Kouchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.
Eggen, Paul D & Kauchak. 1996. Strategies for Teacher Teaching Content and Thinking Skills, New Jersey, Prentice Hall.
Hamruni. 2012, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta, Insan Madani, hal 88.
Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Gapindo Persada.
Mulyasa. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Paul Suparno. 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika, Yogyakarta. Universitas Sanata Darma.
Sanjaya, Wina. 2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Trianto, 2011, Model‐model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta. Cet. V, hlm 135.
Inquiry Learning atau kita kenal sebutan inkuiri menjadi model pembelajaran favorit untuk mengajarkan siswa langkah-langkah melakukan metode ilmiah
Inquiry learning menjadi salah satu model pembelajaran yang cocok untuk membuat siswa lebih aktif dan mandiri untuk belajar dengan cara mencari tahu sendiri
Saya mencoba menerapkannya dikelas dan terbentrok kendalam mengontrol siswa untuk mau aktif
Perlu kerja keras ekstra untuk selalu memantu siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry.