Banyak model pembelajaran yang bisa menjadi referensi guru untuk menerapkan pada proses belajar mengajar. Salah satunya adalah discovery learning atau model pembelajaran penemuan. Supaya kegiatan mengajar terlaksana dengan baik, maka guru harus mengetahui sintaks tahapan pelaksanaannya. Simak penjelasan berikut mengenai Sintaks Model Pembelajaran Discovery Learning.
Sintaks merupakan urutan atau tahapan yang terjadi untuk memberikan gambaran bagaimana memulai suatu model pembelajaran. Sedangkan discovery learning/penemuan adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsep baru dengan menerapkan berbagai pengetahuan yang telah mereka miliki.
Dengan pembelajaran penemuan menurut wikipedia, peserta didik ditekankan untuk belajar mandiri, memanipulasi objek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan peserta didik lain sebelum membuat generalisasi. Pembelajaran penemuan memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran.
Pola dan strategi model pembelajaran penemuan menitikberatkan pada keterampilan siswa dalam menemukan hal-hal baru. Selama sintaks discovery learning, guru perlu mendorong siswa untuk belajar banyak dengan mencari berbagai sumber untuk mereka baca dan dengarkan dari berbagai media seperti berita, buku, koran, dll.
Ayo ketahui selanjutnya sintaks penerapan model pembelajaran discovery learning, supaya dapat membuat siswa menjadi lebih mandiri dan kreatif, serta memiliki motivasi yang lebih besar dalam proses belajarnya. Karena siswa akan belajar langsung dari temuannya sendiri, tanpa bantuan guru.
Berikut adalah 6 tahapan yang terdapat pada Sintaks Model Pembelajaran Discovery Learning:
Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Pertama, pada tahap ini siswa akan menghadapi pada sesuatu masalah yang menimbulkan kebingungan. Hal tersebut merupakan rancangan stimulasi sehingga muncul keinginan dalam diri siswa untuk mengeksplorasi.
Selain itu, guru dapat memulai kegiatan proses belajar mengajar dengan mengajukan pertanyaan yang sesuai rekomendasi buku bacaan atau kegiatan lain yang bisa membantu siswa memecahkan masalah.
Sintaks Discovery learning pada tahap stimulasi akan memberikan interaksi belajar yang berkembang dan membantu siswa mengeksplorasi materi.
Sesuai dengan penjelasan menurut Bruner bahwa stimulasi dapat terlaksana dengan menggunakan teknik bertanya yang memaparkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
Sintaks Discovery Learning: Identifikasi Masalah
Setelah tahap stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda isu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Kemudian memilih salah satu dan merumuskannya dalam bentuk hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah (Syah 2004:244). Baca Juga: Teknik Guru Menerapkan Penilaian Autentik.
Pada saat yang sama, tergantung pada pertanyaan yang guru pilih, siswa harus merumuskannya bentuk pertanyaan atau hipotesis. Sehingga pernyataan menjadi sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang telah mereka ajukan.
Oleh karena itu, perlu memberi kesempatan kepada untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang mereka hadapi. Sehingga siswa bisa mengembangkan kebiasaan menemukan solusi.
Sintaks Discovery Learning: Pengumpulan Data
Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk membuktikan kebenaran hipotesis (Syah, 2004:244).
Fungsi dari sintaks model pembelajaran penemuan pengumpulan data adalah untuk untuk menjawab pertanyaan, sehingga membuktikan hipotesis itu benar. Baca Juga: Kumpulan tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif.
Selain itu, guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan segala macam informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, mewawancarai nara sumber, mencobanya sendiri, dll.
Maka hasil dari sintaks ini siswa aktif belajar mencari hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang mereka hadapi. Sehingga siswa secara tidak sengaja mengaitkan masalah dengan pengetahuan yang ada.
Pengolahan Data
Menurut kutipan dari Shah (2004:244) menjelaskan pengolahan data adalah kegiatan mengolah dan menafsirkan data dan informasi yang diperoleh siswa melalui wawancara, observasi, dan sebagainya.
Semua informasi yang telah siswa peroleh dari bacaan, wawancara, dan observasi perlu memproses, mengacak, mengkategorikan, mentabulasi, menghitung, dan menafsirkan. Sehingga dapat memproses data menjadi lebih terpercaya (Djamarah, 2002:22).
Pada sintaks discovery learning tahap pengolahan data sangat bermanfaat untuk membentuk konsep dan generalisasi. Seterusnya pada tahap generalisasilah siswa akan memperoleh pengetahuan baru tentang alternatif solusi yang memerlukan pembuktian logis.
Pembuktian
Pada tahap ini, siswa mencermati melalui temuan alternatif terkait hasil pengolahan data untuk membenarkan asumsi yang telah siswa temukan (Syah, 2004:244). (Baca Juga: Cara Mengajar dengan Model Pembelajaran Blended Learning.
Sedangkan menurut Bruner sendiri menyatakan bahwa tujuan validasi adalah apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang siswa temui dalam kehidupan sehari-hari.
Maka proses pembelajaran yang terjadi akan lebih lancar dan kreatif. Maka hasil pengolahan informasi yang ada, perlu memeriksa berbagai pernyataan dan asumsi siswa. Terakhir merumuskan apakah terbukti terjawab atau tidak.
Sintaks Discovery Learning: Generalisasi/Kesimpulan
Pada sintaks generalisasi/kesimpulan adalah proses penarikan kesimpulan atas prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil validasi (Syah, 2004:244).
Dalam sintaks terakhir model pembelajaran penemuan adalah guru harus memverifikasi dan merumuskan prinsip-prinsip yang mendasari kesimpulan.
Selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan implikasi luas dan aturan atau prinsip yang mendasari pengalaman individu. Selain itu, siswa juga harus mengorganisasikan dan menggeneralisasi proses dari pengalaman tersebut.
Akhir Kata
Model pembelajaran discovery berdasarkan pada keyakinan tentang konteks siswa berkembang dengan belajar secara mandiri. Model ini membutuhkan partisipasi aktif siswa melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan menerapkan sintaks discovery learning ini, semoga siswa-siswi kita dapat lebih berperan aktif lagi selama proses pembelajaran.
