Jalanguru-logo Jalanguru-logo
Subscribe Now
JalanGurucomJalanGurucom
Font ResizerAa
Search
Follow US
Copyright © 2014-2023 Ruby Theme Ltd. All Rights Reserved.
JalanGurucom > Blog > Model Pembelajaran > 7+ Fase Sintaks Problem Based Learning (PBL) Meningkatkan Metakognitif Siswa
Model Pembelajaran

7+ Fase Sintaks Problem Based Learning (PBL) Meningkatkan Metakognitif Siswa

gurusatu
By gurusatu
12 Min Read
Sintaks Problem Based Learning (PBL)
SHARE

Umumnya terdapat 5 tahap yang terdapat pada sintaks problem based learning. Namun menurut Faridha Muayyadatiddieny, dkk (2015) menambahkan 2 tahapan lagi untuk meningkatkan metakognitif siswa. Apa saja sintaks PBL tersebut?

Contents
  • 7 Fase Sintaks Problem Based Learning (PBL)
    • Sintaks PBL Fase 1: Pembentukan Kelompok Heterogen
    • Sintaks PBL Fase 2: Memberikan Konflik
    • Sintaks PBL Fase 3 : Mengidentifikasi Masalah
    • Fase 4 : Penyelesaian Masalah
    • Fase 5 : Penyajian Hasil
    • Fase 6: Rekontruksi Konsep
    • Sintaks PBL Fase 7 : Evaluasi
  • Akhir Kata

Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan, mayoritas siswa memperoleh berbagai informasi dengan cara menghafal. Akibatnya, siswa mengalami kendala saat menggunakan pengetahuan tersebut untuk menghadapi situasi masalah yang mereka hadapi.

Sehingga bisa dikatakan bahwa keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah sangat minim. Terutama memadukan pengetahuan yang mereka peroleh melalui proses belajar mengajar selama ini.

Dengan demikian, sobat perlu menerapkan sebuah model pembelajaran yang bisa meningkatkan problem solving skil siswa. Selain itu, mampu memperbaharui pengetahuan yang siswa peroleh menjadi sebuah metakognitif.

Model pembelajaran yang paling cocok untuk sobat pakai yaitu Problem Based Learning. Menurut Rusman (2011, halaman 243), ada 5 fase sintak PBL adalah sebagai berikut:

FaseKegiatan Guru
Fase 1
Orientasi Masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, kebutuhan yang diperlukan, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah.
Fase 2
Mengorganisir Siswa
Membantu siswa mendefinisikan dan mengatur tugas-tugas pembelajaran yang berhubungan dengan masalah.
Fase 3
Membimbing Pengalaman Siswa
Memberikan dorongan kepada siswa supaya mengumpulkan informasi yang tepat. Untukmendapatkan pemecahan masalah, siswa perlu bereksperimen lebih lanjut.
Fase 4
Mengembangkan dan Presentasi Hasil
Membantu siswa dengan pekerjaan yang sesuai seperti merencanakan dan menyiapkan laporan, dan membantu mereka dengan berbagai tugas dengan teman.
Fase 5
Analisis dan Evaluasi
Membantu siswa merefleksikan atau mengevaluasi terhadap proses penyelidikan mereka.

Maka berdasarkan sintaks model pembelajaran problem based learning (PBL) tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa pada awal pembelajaran siswa harus mampu merumuskan masalah untuk dipecahkan.

Sedangkan tugas guru adalah membimbing siswa dan menyediakan berbagai sumber belajar yang relevan. Selanjutnya siswa harus mampu menganalisis sumber masalahnya dengan melihatnya dari sudut pandang berbeda.

Kemudian siswa mengambil solusi, sehingga guru akan mengevaluasi jawaban yang telah siswa peroleh.

7 Fase Sintaks Problem Based Learning (PBL)

Dalam pembelajaran yang terjadi selama ini, siswa hanya menerima apa yang guru kemukakan, dan tidak ada pemikiran kritis selama proses pembelajaran. Sehingga ketika siswa menemui masalah, siswa cenderung diam dan menyerah.

Banyak upaya yang telah guru lakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Salah satunya adalah mengubah model pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru atau TCL (Teacher Centered Learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa atau SCL (Student Centered Learning) dengan berbasis masalah atau PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah).

Dalam pembelajaran TCL, sumber belajar siswa hanya berasal dari guru, dan komunikasi bersifat satu arah. Siswa juga terbatas dalam kemampuan berpikir kritis, dan pembelajaran bersifat pasif.

Oleh karena itu, model pembelajaran TCL seperti ini akan berdampak pada pembentukan karakter siswa yang pasif, tidak mau mencoba, dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah.

Sedangkan pembelajaran berbasis masalah menurut Suyadi (2013) adalah metode pembelajaran yang memulainya dengan memberikan masalah yang akan siswa cari solusinya. Namun siswa membutuhkan pengetahuan baru berupa metakognitif untuk memecahkan masalah tersebut.

Sintaks PBL Fase 1: Pembentukan Kelompok Heterogen

Pada tahap ini, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok ini terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dan pendapat satu sama lain.

Semua tujuan pembelajaran dan aturan tim perlu dikomunikasikan kepada siswa di awal pembentukan kelompok.

Dengan cara ini, selama siswa mengkonstruksi konsep, siswa dapat memahami materi apa yang akan diajarkan dan meminimalkan nuansa pembelajaran kompetitif antar individu.

Aturan kegiatan kelompok adalah:

  • Anggota kelompok harus bekerja sama dan saling mendukung.

Pada tahap ini, guru membagi siswDengan cara ini, semua siswa dapat memahami masalah yang dibahas dan bekerja sama untuk mencari solusi.

  • Setiap anggota tim sadar akan tanggung jawabnya masing-masing.

Tanggung jawab berfokus pada aktivitas anggota tim, membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota tim siap untuk mengerjakan kuis dan bentuk penilaian lainnya secara mandiri.

  • Memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran ini.

Reward di akhir pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih senang dalam kegiatan belajar dan memungkinkan siswa untuk berbuat lebih baik menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.

Sintaks PBL Fase 2: Memberikan Konflik

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki ciri utama yaitu guru memaparkan dan memberikan suatu fenomena (masalah) kepada siswa pada awal pembelajaran. Akan lebih baik pada tahap ini, guru menyajikan pertanyaan terkait fenomena sehari-hari di dunia nyata.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih berfokus kepada masalah yang ada. Sehingga memungkinkan siswa untuk belajar tidak hanya konsep yang berkaitan dengan masalah, tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah.

Dengan demikian siswa tidak hanya memahami konsep yang berkaitan dengan masalah yang mereka hadapi. Namun memperoleh pengalaman belajar terkait penerapan metode ilmiah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan dalam pola berpikir kritis.

Mulanya sintaks Problem Based Learning (PBL) adalah dengan masalah yang memicu ketidakseimbangan kognitif pada siswa.

Situasi ini dapat merangsang rasa ingin tahu, yang dapat menimbulkan berbagai pertanyaan seputar masalah. Maka ketika siswa memiliki masalah, motivasi yang timbul dalam diri sendiri untuk belajar akan meningkat.

Sintaks PBL Fase 3 : Mengidentifikasi Masalah

Fokus pembelajaran PBL adalah pada pemilihan masalah, memungkinkan siswa untuk belajar tidak hanya konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah, tetapi juga pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah. Metode ilmiah adalah rencana siswa untuk memecahkan masalah tertentu.

Keterampilan perencanaan ini adalah keterampilan yang menunjukkan strategi metakognitif yang muncul. Keterampilan pemecahan masalah dengan menggunakan metode saintifik akan membimbing dan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi, atau berpikir kritis siswa, ketika mereka melakukan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran. (Baca Juga: Berbagai Jenis Kecerdasan Manusia)

Pada fase ketiga dalam sintaks PBL ini, siswa akan melakukan kegiatan pemilihan dan pembuatan daftar cara terbaik untuk memecahkan masalah.

Peran guru dalam sintaks Problem Based Learning pada fase ketiga ini hanya sebatas fasilitator untuk membimbing apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, apa yang harus dilakukan atau bagaimana melakukannya, dll.

Maka guru akan membimbing dan memberikan bantukan kepada siswa agar mereka bisa berpikir metakognitif, memungkinkan mereka untuk mengembangkan kesadaran proses berpikir, mengembangkan strategi pemecahan masalah, dan memantau keberhasilan strategi pada sintaks Problem Based Learning (PBL).

Fase 4 : Penyelesaian Masalah

Setelah siswa menyusun strategi pemecahan masalah pada tahap sebelumnya, mereka dapat menggunakan strategi yang telah mereka susun pada tahap ini. Inti dari PBL adalah investigasi, suatu kegiatan yang mengumpulkan data dan eksperimen, hipotesis, dan interpretasi untuk memecahkan masalah.

Sehingga pada fase ini, guru perlu memberikan dorongan agar siswa menjadi lebih aktif dan mandiri saat mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuat dan membangun ide-ide mereka sendiri.

Guru juga mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk memikirkan masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk sampai pada solusi yang masuk akal untuk masalah tersebut.

Untuk sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah pada fase keempat ini, sangat membutuhkan manajemen informasi yang baik, dimana siswa mengatur, informasi mana yang dibutuhkan dan cocok untuk memecahkan masalah, dan informasi mana yang tidak diperlukan.

Juga, selama proses ini, siswa memantau atau memantau apakah strategi yang mereka gunakan di awal adalah strategi yang paling efektif. Misalnya, seorang siswa mengumpulkan data suhu dan kelembaban.

Kemudian dia mulai menambahkan daftar angka yang panjang dan menyadari bahwa pekerjaannya akan lebih cepat dan akurat jika dia menggunakan program spreadsheet (Microsoft Office Excel).

Selanjutnya memantau proses berpikir yang konsisten dan membuat perubahan yang diperlukan adalah salah satu keterampilan metakognitif yang muncul yang mengasah keterampilan berpikir kritis siswa. (Baca Juga: Trik Melatih Disiplin Diri)

Fase 5 : Penyajian Hasil

Tahap presentasi hasil dapat dilakukan dengan mempresentasikannya di depan kelas. Persentase ini dapat disertai dengan laporan tertulis, atau presentasi multimedia dapat digunakan. Tentu saja, cara hasil ini disajikan sangat dipengaruhi oleh tingkat berpikir siswa.

Sedangkan kelompok lain akan mengikuti proses penyajian hasil dan memberikan komentar (pertanyaan, kritik, atau saran) mengenai hasil karya dari kelompok presentasi.

Guru membantu dengan presentasi dan diskusi antara kelompok presenter dan kelompok non-presenting lainnya. Setiap siswa dalam kelompoknya dapat secara aktif dan bebas mengemukakan pendapatnya.

Oleh karena itu, peran guru dalam sintaks Problem Based Learning (PBL) untuk fase kelima adalah mendorong siswa untuk aktif mengungkapkan pendapatnya.

Fase 6: Rekontruksi Konsep

Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk merangkum apa yang dapat mereka lakukan dan konsep apa yang mereka dapatkan dari kegiatan ini. Pada tahap ini, guru memperkuat konsep kepada siswa agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Sintaks PBL Fase 7 : Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari sintaks Problem Based Learning (PBL). Perancangan tahap evaluasi bertujuan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan investigasi dan intelektual yang mereka gunakan.

Pada tahap ini, guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

  • Kapan mereka pertama kali mendapatkan gambaran yang jelas tentang masalahnya?
  • Kapan mereka percaya pada solusi tertentu?
  • Mengapa mereka lebih mudah menerima penjelasan daripada yang lain?
  • Mengapa mereka menolak penjelasan tertentu?

Tentunya masih banyak lagi soal yang bisa dijadikan penilaian dalam model pembelajaran PBL metakognitif ini. Di akhir sintaks Problem Based Learning, guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif sebagai bentuk evaluasi untuk kinerja terbaik mereka dalam kegiatan pembelajaran.

Akhir Kata

Problem Based Learning (PBL) adalah model pengajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata.

Sintaks Problem Based Learning (PBL) berfokus pada masalah yang guru pilih. Selanjutnya memungkinkan siswa untuk belajar tidak hanya konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah, tetapi juga pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah.

Oleh karena itu, siswa tidak hanya harus memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian. Tetapi juga harus memperoleh pengalaman belajar yang berkaitan dengan penerapan metode ilmiah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan dalam pola berpikir kritis.

Sumber:

Fadiha, dkk. 2015. Potensi Sintaks PBL (Problem Based Learning)-Metakognitif Dalam Melatih Kemampuan Berpikir Krisits Siswa. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

TAGGED:model pembelajaranpedagogiksintaks pblsintaks problem based learning

Daftar untuk Newsletter Harian

Ikuti terus! Dapatkan berita terkini langsung ke kotak masuk Anda.
Dengan mendaftar, Anda menyetujui Ketentuan Penggunaan kami dan menyetujui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Previous Article Model Pembelajaran Role Playing Role Playing: Defenisi, Karakteristik, Sintaks, Kelebihan, Kekurangan, Contoh
Next Article Pengertian HOTS 10+ Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skills) Menurut Para Ahli
2 Komentar
  • Nancy Kritiana berkata:
    pukul

    Model pembelajaran yang sangat cocok untuk mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa terutama dalam hal menyelesaikan masalah. Sintaks sangat bermanfaat bagi pengajar sehingga tidak salah ketika menerapkan problem based learning di kelas

    Balas
  • Tina Regina berkata:
    pukul

    Dengan memahami sintak problem based learning bisa menerapkannya dengan benar saat mengajar. Sehingga membuat siswa lebih aktif untuk memperoleh pengalaman berpikir secara kritis, menganalisis dan mengevaluasi pembelajaran

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular
Potensi Kemaritiman Indonesia
Potensi Kemaritiman Indonesia Sebagai Poros Dunia
Pelestarian - konservasi flora dan fauna
8+ Upaya Konservasi Flora dan Fauna Indonesia
Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber Daya Alam (SDA): Pengertian, Contoh, Jenis, Cara Melestarikan
Letak Geografis, Geologis, dan Astronomis Indonesia
Letak Geografis Indonesia: Geologis, dan Astronomis
Luas, Batas, Bentuk Wilayah Indonesia
Luas Indonesia: Batas Wilayah Darat, Laut, Udara

You Might Also Like

Problem Based Learning
Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) – Apa Penting?

9 Min Read
Model Pembelajaran TAI
Model Pembelajaran

Lakukan 8+ Langkah Model Pembelajaran Kooperatif TAI di Kelas

5 Min Read
Jigsaw
Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Jigsaw – Pengertian,Langkah,Kelebihan,Kekurangan

15 Min Read
TGT
Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) adalah

10 Min Read

Selalu Tahu yang Terbaru

Ingin selalu update dengan konten kami? Yuk, berlangganan! Kami janji tidak akan membanjiri email Anda.
Jalanguru-logo Jalanguru-logo

Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka Siap Pakai & Download Instan!
Dapatkan modul ajar, ATP,PROTA, PROSEM, KKTP, dan asesmen lengkap untuk semua fase. Hemat waktu, langsung praktik!

Download Perangkat Ajar Sekarang!

Optimalkan Perangkat Ajar Anda dengan Partner Tepercaya.
Request
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?